LuPpH so MucH

Religious Myspace Comments
                                                 My DaY

Tak Tik Tok

Glitter Graphics Myspace Comments

Lalalalalalalala

Lalalalalalalala
Adventure

Bismillahirrohmanirrohiim.....

Ingin ku raih ridho-Nya..

Apapun yang ku lakukan aku ingin selalu ada ridho_Nya..

Blog ini Hanya karena-Nya..

Dan semoga bermanfaat untuk makhluk ciptaan-Nya.Amiin!!


myspace icons
Tampilkan postingan dengan label Sketsa Hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sketsa Hati. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Juni 2010

Asih Cenderawasih

Asih Cendrawasih
Hanya mengurai apa yang aku indrai,ketika nafas landas pada jalanan kehidupan.
Tentang usia yang muda dahulu,pada tanah rantau diujung nusantara, ada jejak yang tak akan terlupa.
Karena berdamai pada lautan, pada gunung, pada hutan dan pada sudut-sudut lokasi transmigrasi, aku ingin mulai dengan sudut kecil SPC (S Pembangunan C, ada SPA ada SPB. Aku lupa lagi S itu apa karena terlalu aneh mungkin jika pada waktu aku lahir aku langsung menanyakan Apa itu SPC?, tapi hendak kutanyakan pada seseorang nanti jika aku kembali pada sudut itu, tak ingin tahu sekarang agar kepenasaranku tetap hidup dan membawa aku pada sudut itu). “ kamu itu paling ragu ketika akan hadir menuju dunia, dan itu menyakitkan!”Ungkap ibu.
Senyum malu ketika kalimat itu terulang, “Ibu maaf itu hal di luar kendaliku?”
Di sana, ya di SPC aku pernah bertingkah konyol dan nakal. Ada aroma kebun jeruk yang kuhirup ketika lewati sudut itu, lintasan kenang masa bermainku pada ayunan TK berkayu besi, ada suara pakde, bude dan mas-mas sepupuku sedang ramai memainkan api dibawah pohon mangga belakang rumah dinas yang kutempati, mengikhlaskan ayam peliharaan bapak untuk dipanggang. Ada tangis orang-orang perantauan yang rindu pada kampung halamannya, ya itu sahabat-sahabatku, orang tuaku para transmugran, para pemberani, para korban peliknya hidup, para pecinta perubahan. Ada juga senyum kebanggaan atas hasil keberanian dan kerjakeras pada tanah yang katanya emas bagi mereka, ada ternak yang makin beranak, ada buah yang semakin masak, ada sayuran yang semakin segar untuk dipetik. Ada juga teriakan para Noge1 yang ketika pada perayaan desember turun aksi dilapangan sekitar, dengan goyangan yospannya2 seolah pesta kostum telah terjadi, (aku tahu dari foto yang bercecer ketika aku meninggalkan tempat itu) . Buah dada nona-nona penduduk asli mengiringi tombak-tombak siap perang. Irama kaki yang terus berderap menambah nada-nada yang tak mungkin aku lupakan. memang tak banyak yang bisa kuungkap karena kurasa singkat sudut itu tapi sungguh aku rindu.
Kekonyolan dan kenakalanku di SPC sempat buat heboh, pada suatu siang pada hari yang indah tentunya, aku memainkan jagung mentah. Entah pikiran apa yang melintas, tapi tiba-tiba sebutir jagung sangat sulit untuk keluar dari hidungku. Bahaya kata ibu, dan itu membahayakan diriku katanya, akhirnya seorang ahli kesehatan, mungkin mantri dengan senjata ampuhnya menjadi pahlawan. Terimakasih semua yang pada saat itu menolongku. 
Masa ¾ balitaku usai, kini kudatangi sudut baru Legari III A, aku buat kisah tersendiri di sudut Legari III A. Tentang sekolah dasar Inpres beserta rengrengannya. Tentang rumah papan, tentang ayunan didepan kandang ayam, tentang kucing, tentang pohon ketapang dan pohon kersen, tentang sumur dan tentang cinta pertama katanya. Ada saja tingkah aneh masa kecil itu, kebiasaan buruk yang sangat konyol menurutku. Udara panas yang membakar semangat selalu membuatku tak ingin kenakan baju, hanya celana pendek dan kaos dalam. Sepeda roda tiga adikku, sepeda berwarna merah muda milikku dan petualangan bersepeda dimulai. Aku belum bisa gunakan sepeda tanpa roda bantuan, tapi setiap senja sepi disudut itu bersama Mbak Dian, Mbak Norma, mbak Mima,Fika, Nita, aku selusuri jalan, pernah aku dengan keberanianku membuktikan kebisaanku bersepeda, didepan para istri-istri pegawai transmigrasi yang bergerombol didepan rumah, aku coba dan sungguh lucu, aku jatuh terjun bebas menuju got jembatan depan rumah, lumpur dan sejenislah yang menggelayuti kostum terbaik senja itu.:-)
Disini aku hanya ingin mengikat makna seperti apa yang dikatakan oleh dosen dan alumniku pada PKM lalu. Selanjutnya tentang SD inpres itu, hanya aku ingat Ibu Umi guru SD inspirasiku, Erga anak Ibu Umi yang katanya cinta pertamaku (dia yang mengakui itu karena pada sketsa hidupku aku hanya akui ...... cinta pertamaku) Nita, Rosi dan Donal (Yoga). Ada kesan yang terbangun di SD itu setelah kelas 2 dan aku pergi tanpa kata. Pada pagi dengan kicau yakop, selasar jalan, lewati gereja sederhana dan jembatan kecil sampailah pada embun lapangan sekolah sederhana. Tanpa seragam olahraga hanya kaos oblong dan celana warna kuning becorak ramai, aku dan kawan-kawan berolahraga, ada pemeriksaan selalu “Periksa kerapihan baju” dan aku jadi icon yang paling rapih versi guru olahraga.:-)
Tentang Erga, aku lupa nama lengkapnya tapi aku tahu dia selalu ingat nama lengkapku. Kita bersahabat, kita bersaing terbuka untuk rebut yang terbaik di kelas, tapi aku malu ketika sadar betapa beraninya saat itu aku kirim surat cinta untuk dia. Entah sadar atau tidak tapi mungkin itu pertanda kesukaanku pada dunia tulis dan ungkap rasa. Aku ingat suatu hari ibu umi guru kelasku mengajarkan bagaimana cara memegang pensil yang baik, Rosi anak kepala sekolah SD Inpresku tak bisa ubah kebiasaannya menggunakan tangan kiri, Erga selalu mempertahankan pendapat jika akan dipindahkan dari bangkuku. Donal setiap pulang pasti aku nyanyi Donald bebek untuk jaili dia. Ahhh,, sesak jika ingat kalian semua. Nita tetangga sebelahku, kita suka main rumah-rumahan dibawah kasur yang dijemur. Tapi ada senyum januari 2010 lalu, lewat dunia maya Facebook nama kerennya, ada sebuah inbox “ini aku erga no telpku …..”
Sempat berulang kali membaca untuk meyakinkan diri,apakah ini erga legare? Ternyata benar, serasa di sinetron teman lama berpisah lalu dipertemukan kembali, kini dia seorang tentara di daerah Malang, tunangannya orang Kediri Lia namanya. Menurutnya sempat dia berpikiran untuk mencariku lewat acara TV “Cinta Pertama” astaga aku tak pernah tau ingatnya dia untukku begitu besar. Selanjutnya Donal, dia kabari aku lewat telephone, kini dia di Sekolah tinggi teknik jayapura tapi tetap rumahnya di Legare, Tuhan…. Sepuluh tahun tak tahu kabar, dengan izinMu aku tahu keberadaan mereka. Mereka ingatkan kembali kisah-kisah kami, tapi aku terkena virus amnesia yang lupa-lupa ingat, but I appreciate that. Nita dimana?
 Aku pindah lagi ke sudut Karang Tumaritis, bukan pada daerah transmigrasi tapi ini rumah pribadi hasil jerih bapak dan ibu di tanah rantau. Sering berisik oleh suara lalu lalang pesawat terbang karena posisi yang terlalu dekat dengan bandara Nabire. Disini aku kenal dengan Azwar, Udiyati Ilmiah, Rizna, dan R.Ramadhan (lagi-lagi aku lupa R itu apa?). Pertama pindah aku udah buat kekonyolan dengan salah menyimpan tas, usai upacara aku kebingungan cari tas dan seenaknya saja aku tuduh Azwar sebagai pelaku utama. Waw..waw.. ternyata tasku di kelas sebelah aku tak menyadari salah masuk kelas sebelum upacara senin itu. “Maaf yah kawanku Azwar?”. Selanjutnya masih panjang… hingga kini, hingga aku!
15 JUNI 2010
TO BE CONTINUE…























































Jumat, 11 Juni 2010

Bedanya 180 Derajat Kehidupan

Bedanya 180 derajat kehidupan
Ini tentang kehidupan, yang tersistematis oleh waktu.
Tidak selalu riang, tak selalu senyum, tidak selalu sedih, tak selalu sendu menangis.
Akan kubagi semua, walau sedikit mungkin melegakan sesak pada dada kiriku atau menambah senyum pada yang menyimaknya.
Kompleks memang ketika jiwa telah terlahir di dunia, bukan saja kebaikan dan kejahatan yang akan terekam, kekonyolan, kelucuan bahkan kegilaan kan hadir.
Senyum terdahulu atau sendu ? akan kutawarkan padamu manusia bijaksana!

Baik sendulah lalu menyimpul senyum, ini sebuah kekonyolan sendu aku garisbawahi, ada seorang kakak yang aku hormati, kekaguman semakin meninggi ketika bakat alami itu terasah pada waktu yang tepat.Mengenal kerabatnya yang ramah semakin menguatkan pantaslah beliau kujadikan kakak, berselang waktu, beriring langkah, inikah yang kuterima?
Cerca tanpa bertumpu alasan, diam tanpa sepatah ucap, tangis tanpa sebongkah kasih.Itu terjadi berulang tiga kali dalam aktivitas yang sama, bisakah beliau semakin membijak waktu mendewasakan pikir, bisakah sedikit berhalus hatinya dengan kenang yang terpaksa kubagi bersamanya.
Jika tak bisa, aku tangisi dan memang kumenangis walau kubersandar pada kesadaran tak guna ku membengkak hanya karena itu, aku menangis karena tak mampu aku membuat arus bijaksana untuk kakakku. Lalu jika mind set telah ternoda oleh penggoda maka yang tergoda akan tampak seperti boneka alat peraga pada media pelajaran bahasa inggris “Hand Puppet”. Semua tergerak karena ada yang menggerakkan, tak ada filterisasi pemikiran, tak ada seleksi sebagai proses dari input menjadi output sama saja. Satu tetap satu tak bisa menjadi dua, tiga, empat atau seratus! Ironis pantaslah penjajahan masih merajalela di Indonesia mungkin mental masyarakat umumnya seperti itu, tapi semoga tidak! Itu yang kan kusebutkan sebagai sebuah kekonyolan yang sendu.
Ada lagi, ini tentang keegoisan yang sebenarnya benar-benar konyol. Memandang yang lain salah dan Ia yang paling benar. “Astagfirrullah”! menyinggung yang lain tanpa menyadari apa yang telah Ia perbuat selama ini, meminta waktu tidur sahabatku, meminta bahagia sahabatku dan mengubahnya dengan kelu, ah.. aku menangis menuliskan kisah ini. Jika bisa kuperjelas tapi aku bukan mereka yang seenaknya berbuat dan bertutur. Aku hanya merasakan kekonyolan itu, tapi tak ingin dendam,tak ingin! Hanya ingin mereka kembali pada jalan yang benar!Sungguh!
Ternyata kesensitivan rasa sungguh berpengaruh, jika tak bijaksana kita bisa tenggelam dalam dosa-dosa yang melintang. Jauhkan Ya robb.
Maka akan kita rasakan kelak buah tindak kita di dunia ini !
Ini tentang bahagia karena kebijaksanaan manusia, penuh kasih, penuh arti, penuh peduli dan sepenuh jiwa. Beliau laki-laki pengasih tak hirau apa kata yang lain, berprinsip family oriented jadikan teladan menapak dan tampak. Aku lihat bingkisan itu, bukan karena beliau tak lapar, bukan karena beliau tak suka. Tapi sepiring nasi goreng, Snack dan makanan aneh lain itu dari Hotel yang sengaja beliau sembahkan untuk keluarga tercinta. Kini aku ingin air mata bahagia di sujud malamku terdengar oleh-Nya “kasihi beliau hingga rasakan sejatinya bahagia!”
Ada lagi, dalam lelap sejuk shubuh yang merangkul, beliau menyapa aku dalam tahajud dan dzikir di ruang tengah, diusapnya kepalaku untuk sekedar membangunkan aku yang terbatuk karena udara yang menyeruak diantaraa celah, ini sungguh ketulusan yang kurasa, jika aku boleh meminta, meminta untuk beliau yang mengasih tanpa pamrih.
Ada lagi dan tak akan berakhir teladanmu ayah, hujan perdana di musim hujan mendarat di wilayah kota, berirama kuat pekat hingga tak bisa ku lihat batas-batas jalan. Aku harus pergi dan itu sebuah kemutlakan inginku merampok ilmu. Dan kebijaksanaannya membidik hati, beliau berikan jas hujan miliknya satu-satunya, beliau gunakan jas butut yang tak layak kusebut jas hujan karena lebih tepat menjadi rongsok pada gudang belakang. Beliau gunakan butut jas hujan itu menuju kantor yang lebih jauh tujunya disbandingku. Subhanalloh, maafkan aku Yah..

To Be Continue….

Kamis, 11 Februari 2010

Kontemplasi Kristal Bumi

Kontemplasi Kristal Bumi

Irama kristal bumi mencipta lagu rindu,

Mengalahkan lagu-lagu yang telah terkemas apik,siap pakai

Mengalahkan semua musik di musim bumi,

Ini tak sekedar,
karena iramanya meneteskan juga tangis menyaksi
laparnya mereka
miskinnya mereka
sakitnya mereka
lelah juang mereka
rindu mereka lagukan utk titik bahagia
rindu mereka bagikan utk titik bangkit
rindu mereka,rinduku juga
bersama,kami rindukan
rindu sahaja bersama.
Lampung, 7 Feb 2010
Neti Avney