LuPpH so MucH

Religious Myspace Comments
                                                 My DaY

Tak Tik Tok

Glitter Graphics Myspace Comments

Lalalalalalalala

Lalalalalalalala
Adventure

Bismillahirrohmanirrohiim.....

Ingin ku raih ridho-Nya..

Apapun yang ku lakukan aku ingin selalu ada ridho_Nya..

Blog ini Hanya karena-Nya..

Dan semoga bermanfaat untuk makhluk ciptaan-Nya.Amiin!!


myspace icons

Sabtu, 28 November 2009

Naluri PUISI,Siaran Para Penyair


Bagai puisiku yang tertulis dalam himpunan kertas
Kini mati
Kini menunduk usang
Kini terkungkung
Pun, keeping hati berbaris mengikuti himpunan kata-kata abstrak
Mati juga
Lebih terpuruk
Dilingkari tambang berulah pilinan luka
Tanya menguak rasa, bak lumpur yang muntah di daratan sana
Tanya mendobrak logika, bak banjir bandang yang menabrak tanggul di sana
Lagi!!! Tanya berduet di antara rasa dan dan logika, menari-nari menghujam hati.
Merayu lagi??sampailah hujaman di raga.
Tak hanya hati sayang..
Kini, raga menuntut sembuh!
Raga manusia,
Raga sosial,
Raga budaya,
Raga negeri,
Raga dunia.
Sembuh dari luka
Sembuh dari duka
Sembuh dari derita
Sembuh dari keGELIan yang semakin mengGILA.

Dan puisiku hanya bias hidup oleh penyair
Hanya bias bangkit disiarkan dengan suara penyair
Dan hanya bias teraktualkan dengan ekspresi penyair
Lalu, menyoal hati dan raga
Apa genggam cantik yang dapat disuguhkan untuk menempati kegundahan rasa dan logika?
“Kutanya pada ribuan bukit yang menjelma di sepanjang jalan, jawabnya persis musim PILEG : “ pilih aku kan tentram sejahtera segalanya”
Oh… semudah itukah harga ketentraman?
Lalu kutanya pada figur berparas manis,”dengan apa kuhempaskan tambang yang melilit ini,sungguh ini buatku tak tenang sampai pusing terasing” layaknya pahlawan tak mau ambil pusing ia jawab: “ Minumlah obat penenang, campurlah dengan obat pusing!”
Sungguh sempurna penderitaanku Tuhan, dokter macam apa Ia? Sepasrah itukah sistem hidupku??





Kumakin mati rasanya
Kumakin menunduk dan sekali lagi
Ku Tanya pada sang pemegang tongkat yang berjalan gontai
“dengan apa aku berjalan nanti..”
Layaknya sang kekasih yang meneduhkan gersang hati, Ia jawaab:
“cukuplah dengan tinta tasbih untuk menghadap-Nya, siarkanlah dengan ikhtriar berlandas ikhlas, melalui kata, siarkan ketulusan dan tunggulah sambutan ketenangan hati, pun raga”


“perenungan hati ingin terengkuh ketenangan untuk dunia, dengan pinangan sebuah keyakinan yang kan kudengar, Bismillah”
Warung Kecil, Taz 2 April-25 Agustus 09
@biEneY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar